Sunday, January 6, 2019

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Sejarah Penyebaran Islam ke Nusantara



Sejarah penyebaran Islam ke Nusantara, kususnya masuknya Islam di Indonesia masih simpang siur. Menurut kebanyakan sumber yang menceritakan tentang masuknya Islam ke Indonesia dapat dirangkum sebagai berikut :
1.       Teori masuknya Islam ke Indonesia/Nusantara melalui para pedagang dari Gudjarat-Hindustan (India sekarang) pada abad 13 Masehi.
2.       Teori masuknya Islam ke Indonesia/Nusantara pada abad ke 7 masehi melalui perdagang dari kekhalifahan yang ada di Jazirah Arab.
3.       Teori masuknya Islam ke Indonesia oleh pedagang dari Kekaisaran Persia pada abad ke 13 masehi.
Namun menurut Buya Hamka (Abdul Malik Karim Amrullah) dalam bukunya “menyingkap sejarah Islam di Indonesia” berpendapat bahwa pada tahun 625 dalam naskah Tiongkok catatan perjalanan biksu Itsing mengabarkan jikalau telah ditemukan kelompok Bangsa Arab yang bermukim di pesisir barat Pulau Sumatra yang masuk dalam wilayah Serajaan Sriwijaya.
Pada tahun 30 hijriyah atau bertepatan dengan 615 masehi pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, beliau memerintahkan utusanya yang bernama Muawiyah bin Abi Shofyan untuk pergi ke tanah Hindustan, agar diantar menuju tanah Djawadwipa (Pulau Jawa) yang kemudian menuju ke Kerajaan Kalingga dan berhasil mengIslamkan Jay Sima putra Ratu Shima.
Pendapat lain juga menemukan bukti sejarah tentang adanya surat menyurat antara Raja Sri Indravarman dari Kerajaan Srivijaya dengan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz dari Kekhalifahan Umaiyah yang berterima kasih atas kiriman 1000 ekor gajah yang nantinya menjadi aset kavaleri pasukan gajah di Kerajaan Srivijaya. Maka dari itu Buya Hamka menyimpulkan bahwa adanya interaksi antara Indonesia dengan Islam pada abad ke 7 masehi.
Selain itu dalam kitab Izharul Haqq Fi Silsilah Sulthon Firlak yang ditulis oleh Abu Ishaq Al Makrani menyebutkan bahwa pendirian kerajaan perlak yang bercorak Islam pada tahun 25 hijriyah/847 masehi dengan dibantu oleh delapan sultan dari Arab dan Persi.
Namun jika kita mengamati secara lebih detail tanpa mengabaikan atau menganggap remeh teori teori dari para ahli yang sudah teruji kredibilitasnya, ada beberapa hal mengganjal tentang sejarah masuknya Islam di Indonesia. Nampaknya teori diatas merupakan teori yang menjelaskan tentang “datangnya” orang orang beragama Islam. Bukan mengenai datnangnya ajaran Islam dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia/Nusantara.
Namun kita juga tidak bisa menafikan tentang sulitnya berdakwah untuk menggantikan keyakinan lama dengan keyakinan baru yang boleh dibilang “asing” oleh masyarakat Nusantara. Maka jika kita mempelajari tentang diterimanya Islam di Indonesia/Nusantara, maka perlu proses yang panjang dari MASUK ========(sampai dengan)======è MENYELURUH.
Sebagaaimana kita ketahui bersama, kala itu Indonesia/Nusantara banyak dihuni oleh masyarakat plural yang beragama hindu, budha, kejawen, kapitayan, kaharingan yang hampir kesemuanya memiliki tipikal mengedepankan olah roso/hati dalam berkhalwat dengan tuhanya. Selain itu, masyarakat Nusantara kala itu hanya menerima “konsep agama” dari para spiritualis. Yang artinya, orang diluar spiritualis seperti pemimpin (raja), pedagang, dan pengusaha tidak akan diterima ketika menyampaikan tentang agama.

Konsep ini hampir sama dengan konsep kasta dalam hindu. Dimana hanya orang orang brahmana yang diterima untuk menyampaikan perihal agama. Maka nampaknya memang sulit ketika Islam harus dibawa ke Nusantara oleh para pedagang atau sultan “waisya atau kesatria”. Atas dasar itulah, konsep penyampaian Islam oleh para walisongo dengan melakukan pendekatan kultural dan budaya lebih cepat menyebar di Indonesia/Nusantara. Wallohua’lam.

No comments:

Post a Comment

Top 5 Popular of The Week