Islam
merupakan agama yang dibawa untuk misi “rahmatan
lil ‘alamin”, yang artinya islam diturunkan untuk membawa keharmonisan,
baik di dunia maupun di akhirat. Maka tak hayal jika dalam hal memilih pemimpin,
baik pemimpin wilayah, pemimpin pemerintahan, bahkan pemimpin keluarga juga
diulas secara lengkap dalam agama islam.
Pemimpin
dalam islam sering disebut sebagai “amir”, ada juga yang menyebutnya “ra’i”, ada juga bahasa “shulthon” dan malik sering dipakai
sebagai gelar. Secara terminologi arab, kata amir diartikan sebagai “orang yang memerintah” dan rai
diartikan sebagai orang yang membawahi. Namun secara epistimologi, kata “Amir” memiliki makna sebagai orang yang
diaklamasi masyarakat untuk menjadikan mereka sebagai “ma’mur”(orang yang dipimpin) dan ra’i lebih banyak dimaknai
sebagai fitrah manusia yang diciptakan tuhan untuk menjadi kholifah untuk
membawakan rohmatan lil alamin dengan silogis pertanggungjawaban “setiap orang merupakan pemimpin, dan setiap
pemimpin akan dipertanyakan mengenai kepemimpinanya”.
Lalu
bagaimanakah pemimpin atau seorang “Amir”
yang ideal menurut islam ?. seperti
apakah pemimpin yang baik dalam pandangan agama islam ?.
Setelah
membaca sedikit ulasan tentang misi diturunkanya islam, dan sedikit ulasan
tentang pengertian pemimpin, kita akan mulai mendapatkan gambaran gambaran yang
bisa dikatakan sebagai abstraksi dari pemimpin yang ideal. Atau bahkan ada dari
kita yang menggambarkan seorang pemimpin yang baik dalam islam adalah seperti
model kepemimpinan rosulululloh SAW. Atau minimal anda menggambarkan model
pemimpin seperti presiden presiden yang pernah memerintah di Indonesia. Atau
bahkan anda mengarah pada gambaran figur seorang keluarga anda seperti ayah
kita. Semua itu hak independen masing masing kita untuk menghadirkan
visualisasi fantasi dari apa yang kita baca, dan saya tidak berharap menggiring
fantasi anda ke manapun.
Dua
fariabel yang hadir diatas yakni tujuan islam dan arti pemimpin merupakan unsur
pokok dalam menentukan seorang pemimpin yang ideal menurut islam. Silogisme dan
kausalitas sederhananya mungkin dapat digambarkan demikian : “jika seseorang mampu menjadi arti
sesungguhnya dari pemimpin, maka dia bisa membawakan rohmatal lil ‘alamin”
atau implikasi majhul “jika seseorang
mampu membawakan rahmatan lil ‘alamin, maka dia bisa dijadikan pemimpin”.
Gampang kan ternyata menentukan pemimpin yang ideal ? hoho, tidak semudah itu
ferguso.
Kita
harus ingat, apa itu rahmatan lil ‘alamin ? bisakah kita menentukan
standarisasi atau tolok ukur rahmatan lil ‘alamin ? tentu saja tidak mudah,
karena lil ‘alamin sendiri memiliki makna yang sangat luas, bahkan bisa sangat
dalam. Secara sederhana jika kita mengartikan lil ‘alamin sebagai seluruh
manusia maka akan sangat sulit menciptakan sesuatu yang bisa menjadi rahmat
bagi mereka semua, apalagi jika kita ingat idiom jawa “wong iku bedo bedo”. Seperti ketika mendapat uang 10 juta rupiah
itu anda anggap rahmat, sementara saya menganggapnya belum rahmat. Nah, kalau
anda sadar di kalimat tersebut ada satu celah, yaitu kata “anggap”, berarti dapat disimpulkan bahwa pemimpin yang ideal
adalah pemimpin yang mampu menegakkan poin poin ajaran islam dalam semua aspek
kehidupan, serta mampu menaruhnya dalam nurani seluruh semesta. Karena kunci
dasarnya adalah “anggap”.
Hal
ini juga sama dengan “adil”. Banyak
yang menilai sebuah tindakan sebagai ketidak adilan, sementara yang lain sudah
merasa adil. Disini peran pemimpin yang ideal adalah membuat kakak legowo
menerima 1 potong roti, dan membuat adik tidak merajuk karena tidak cukup
dengan 2 potong roti. Karena jika rahmat atau adil hanya dinilai dari pandangan
matrialis, maka sang kakak akan iri jika adiknya mendapatkan 2 potong roti.
Maka
dari itu kawan, marilah kita semua bekerja sama untuk “nyicil” menjadi pribadi yang siap memimpin dan siap mendukung
pemimpin, secara objektif komperhensif dan dengan sudut pandang spiritualis
tentunya. Insya allah, jika pemimpin dan yang dipimpin sedikit banyak mau
mengurangi ego dan pandangan pandangan matrialis, maka akan datanglah rahmat
dari tuhan lil ‘alamin...
Amin, amin, ya rabbal ‘alamin.. mohon maaf apabila di
setiap artikel anda tidak menemukan inti bahasan atau literatur falid, karena
kami masihlah seorang belajar dan masih sangat amatir.. saran dan kritikan anda
sangat kami harapkan.
Penulis : A. Aiz
Publisher : Pojok serambi